aplikasi reksadana Bibit

Kenali Aplikasi Reksadana Bibit dan Tips Mendapatkannya

Dalam dunia pengelolaan dana bagi investor, aplikasi reksadana Bibit bukanlah hal asing apalagi bagi pemula yang masih belajar investasi. Berbagai fiturnya dapat dioperasikan dengan mudah sehingga pemula bisa cepat belajar.

Di sisi lain, investasi reksadana sangat cocok bagi pemula karena dianggap minim risikonya. Terdapat diversifikasi supaya aset di dalamnya dapat disebar ke berbagai instrumen, sehingga pemiliknya terlindungi dari kerugian cukup besar.

Untuk memilih reksadana yang aman, aplikasi Bibit sangat direkomendasikan. Bibit akan membantu para investor untuk mulai berinvestasi lalu memperjualbelikan produk investasi reksadana secara daring dari beragam perusahaan manajer investasi.

Jenis-Jenis Reksadana di Aplikasi Reksadana Bibit

Di bibit sendiri terdapat 4 jenis reksadana yang disediakan. Anda dapat memilihnya sesuai pertimbangan di mana akan menempatkan uang tersebut dalam reksadana, berikut penjelasannya untuk Anda.

  1. Reksadana Pasar Uang

Aplikasi reksadana Bibit menawarkan jenis reksadana pasar uang yang investasinya ditempatkan 100% dalam instrumen pasar uang. Contohnya obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Penempatannya ada di deposito Bank Standard Chatered, deposito BNI, deposito bank OCBC NISP, deposito BTPN, dan obligasi jangka pendek dari Sarana Multigriya Financial. Return pasar uang lebih tinggi dari pada deposito.

Dalam periode waktu singkat, maka ikut meminimalisir risikonya. Jenis reksadana pasar uang disebut sebagai jenis reksadana paling aman. Namun kelemahannya terletak pada keuntungannya yang lebih kecil dari pada jenis reksadana lainnya.

  1. Reksadana Obligasi

Sebagian besar, reksadana obligasi mengalokasikan investastinya pada obligasi atau surat utang. Jika Anda membelinya, maka sebagian besar dana yang terkumpul akan dibelikan surat utang jangka panjang oleh manajer investasi.

Aplikasi reksadana Bibit jenis obligasi terdiri atas 80% surat utang 20% produk pasar uang. Keuntungannya terletak pada bunga obligasi yang artinya harga reksadana naik dan efeknya pada keuntungan Anda sebagai investornya.

  1. Reksadana Saham

Sementara reksadana saham terdiri atas 80% dialokasikan pada efek saham, 20% pada pasar uang atau surat utang. Reksadana saham dianggap paling berisiko jika dibandingkan jenis reksadana lainnya namun keuntungannya lebih besar.

Alokasi investasi reksadana BNI AM IDX30 sebesar 99% pada saham, sementara 1%nya pada kas dan deposito. Alokasi terbesar ada di Astra Internasional, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA, dan Telkom Indonesia.

Ada hal yang harus Anda perhatikan jika memilih aplikasi reksadana Bibit. Jika harga sahamnya naik, maka reksadananya ikut naik. Jika harga saham yang dibeli turun, maka harga reksadana juga cenderung turun.

  1. Reksadana Syariah

Secara garis besar, jenis reksadana syariah sama seperti jenis reksadana konvensional. Tetapi dalam pengelolaannya, reksadana syariah tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dalam pasar modal.

Dalam proses pengelolaannya, aplikasi reksadana Bibit menerapkan kebijakan investasi reksadana syariah. Artinya hanya berinvestasi pada perusahaan yang mempunyai kategori halal serta memenuhi rasio keuangan tertentu saja. Kategori halal pada reksadana syariah tersebut antara lain sebagai berikut:

  • Perusahaan tidak memproduksi/menjual sesuatu yang haram menurut Islam (daging babi, hiburan maksiat, minuman keras, judi, pornografi, dan sebagainya).
  • Tidak merugikan banyak orang dan bersifat mudarat.
  • Tidak memiliki bisnis bersifat riba (terdapat bunga) atau maysir (judi).
  • Perdaganagn yang disertai penyerahan barang.
  • Perdangangan yang tidak melakukan bai’ najasy (penawaran dan permintaan palsu).
  • Tidak melakukan jual beli yang mengandung gharar (ketidakpastian) serta spekulatif.
  • Tidak melakukan risywah (transaksi suap).

Sedangkan kategori memenuhi rasio keuangan pada aplikasi reksadana Bibit jenis reksadana syariah antara lain sebagai berikut:

  • Total uang berbasis bunga tidak lebih dari 82% dibandingkan total ekuitas.
  • Total pendapatan bunga, pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total revenue (pendapatan usaha), serta pendapatan lain-lain tidak melebihi 10%.

Tips Mendapatkan Reksadana di Bibit dengan Benar

Jika sudah mantap melakukan investasi di Bibit dan memiliki akun, Anda dapat memilih salah satu jenis reksadana sebelumnya. Namun pastikan terlebih dahulu untuk melakukan tips berikut ini agar tidak salah pilih reksadana.

  1. Pahami Tujuan Melakukan Investasi

Tips pertama memilih reksadana di aplikasi reksadana Bibit adalah memahami dahulu apa tujuan melakukan investasi. Apakah dana investasi tersebut akan dipakai dalam jangka waktu pendek, menengah, ataupun jangka panjang.

Apabila ingin digunakan dalam jangka waktu pendek, maka Pasar Uang dan Pendapatan tetap sangat direkomendasikan karena tingkat risikonya rendah. Apabila digunakan jangka waktu panjang bisa menggunakan reksadana Campuran atau Saham.

Umumnya, investasi untuk jangka panjang digunakan untuk dana pensiun, biaya pendidikan, atau kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan 5 tahun mendatang. Reksadana jenis tersebut memiliki ringkat risiko fluktuatif.

  1. Perhatikan Reputasi Manajer Investasi

Tips mendapatkan reksadana dari aplikasi reksadana Bibit selanjutnya adalah memperhatikan reputasi serta kinerja manajer investasi. Manajer investasi dengan pengelolaan dana yang baik tentu memiliki surat izin resmi dari OJK.

Bibit sendiri telah melakukan kerja sama dengan MI terbaik perihal pengelolaan dana investor. Jangan lupa untuk mencari tahu rekam jejak manajer investasi tersebut melalui portofolio hasil investasi yang pernah dikelolanya.

  1. Perhatikan Tingkat Return

Melakukan investasi pada media apapun, investor harus memperhatikan tingkat return atau hasil dari performa reksadana tersebut. Saat akan memulai investasi, setiap investor memilih beragam produk investasi sesuai tingkat risiko dan kebutuhannya.

Dalam menggunakan aplikasi reksadana Bibit sendiri, sortir dahulu return produk dari MI mulai dari 3-5 tahun ke belakang. Sehingga hasil keuntungan maupun konsistensi kinerja investasi dapat diketahui setiap tahunnya.

  1. Pertimbangkan Risiko ke Depannya

Tips berikutnya yaitu mempertimbangkan risiko ke depannya, apakah kecil atau besar. Anda dapat menggunakan filter Max Drawdown untuk mengukur tingkat risiko produk di Bibit.

Misalnya jika produk reksadana tersebut mempunyai angka drawdown sekitar 20% dalam satu tahun. Maka artinya kinerja reksadananya juga pernah mengalami kemerosotan sampai 20%.

Bagi investor pemula, tidak perlu khawatir karena drawdown tinggi hanya dapat terjadi pada jenis reksadana Campuran dan Saham. Sementara investasi pada Pasar Uang dan Pendapatan Tetap relatif rendah meskipun mengalami nilai drawdown.

Oleh karena itu, jika Anda baru ingin memulai investasi menggunakan aplikasi reksadana Bibit, maka jenis Pasar Uang cocok digunakan. Sebab jenis reksadana tersebut memiliki risiko yang kecil.

  1. Ketahui Dana Kelolaan Suatu Perusahaan

Tips berikutnya yaitu mengetahui dana kelolaan suatu perusahaan manajer investasi. Dana kelolaan atau Asset Under Management yang dimaksud ini adalah dana hasil kelolaan suatu perusahaan penyedia reksadana.

Dana kelolaan juga digunakan sebagai acuan untuk mengukur besar kecilnya produk reksadana yang dipercayai investor. Apabila suatu produk investasi mempunyai pengelolaan dana besar, maka investor akan percaya dengan kualitas MI tersebut.

Pada dasarnya, setiap jenis reksadana dalam aplikasi Bibit memiliki keunggulan maupun risikonya masing-masing. Pastikan untuk melakukan tips di atas kemudianpilih jenis reksadana sesuai return dan kebutuhan di aplikasi reksadana Bibit.