Niat Mandi Wajib Puasa Ramadhan – Bersuci dalam mandi wajib, mandi junub atau hadas besar adalah dasar dan wajib bagi setiap Muslim.
Bersuci atau biasa disebut dengan tahara adalah kegiatan seorang muslim untuk mensucikan hadas dan najis sebelum melaksanakan ibadah, seperti pada bulan Ramadhan ini.
Mandi wajib atau hadas besar yang biasa dikenal dengan mandi junub bisa dihilangkan.
Umat Islam yang melakukannya sebagai mandi wajib akan disucikan dalam Hadad agung agar bisa menjalankan ibadah.
Taharah dengan mandi besar adalah wajib bagi semua Muslim untuk mengeluarkan hada besar dari air mani atau setelah berhubungan seksual.
Pelaksanaan niat mandi wajib puasa Ramadhan harus disertai tata cara mandi junub, niat dan shalat sesuai sunnah.
Di bulan Ramadhan, seperti di bulan-bulan lainnya, akan lebih penting untuk melakukan ibadah di bulan suci ini, bersih dari Hadas.
Niat Mandi Wajib Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat mandi wajib puasa Ramadhan atau mandi junub, tergantung sunnah yang bisa dilakukan di bulan puasa.
“Bismillahirahmanirahim; Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardlon lillahi ta’ala”.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.”
Ada beberapa hal yang memaksa umat Islam untuk mandi wajib atau mandi junub.
Inilah mengapa perlu mandi ketika kamu mengatakan memiliki Janabat.
1. Ekskresi air mani
Mandi adalah wajib jika memiliki air mani setelah berhubungan seks dengan suami atau istrimu, baik sengaja (masturbasi) atau bermimpi.
2. Hubungan suami istri
Sekalipun terbatas pada pertemuan dua alat kelamin, ada atau tidaknya persetubuhan dengan air mani tertumpah atau tidak, syarat itu mewajibkan laki-laki untuk mandi.
Baca Juga : Niat Mandi Sunah Ramadhan, Tata Cara dan Penjelasannya
Lalu, Bagaimana Tata Cara Mandi Wajib Menurut Sunnah Yang Dinubuatkan Oleh Nabi Muhammad?
Ustadz Khalid Basalamah adalah salah satu ceramah di channel YouTube Islami Atsar. ‘Panduan: Tata Cara Mandi Junub Sesuai Sunnah – Ustadz Khalid Basalamah, MA; Diunggah pada 16 November 2018, memberikan deskripsi sebagai berikut:
Pertama, cuci telapak tangan 3 kali. Kedua, basuhlah alat kelamin dengan benar dari depan ke belakang dengan tangan kiri.
Karena dengan tangan kirinya, Nabi tidak menggunakan tangan kanannya untuk membersihkan diri.
Ustadz Khalid Basalamah berkata, “Apa yang dikatakan Bukhori Aisyah dijelaskan dalam hadits. Nabi SAW tidak menggunakan tangan kanannya kecuali untuk niat baik, dan dia menggunakan tangan kirinya untuk membersihkan alat kelamin,” kata Ustadz Khalid Basalamah.
Ketiga, berwudhu dengan wudhu buat shalat, tapi harus menghindari yang membatalkan dan menghindari menyentuh alat kelamin dengan tangan apa pun.
Ustadz Khalid Basalamah berkata, “Mencuci telapak tangan terus mencuci alat kelamin sampai bersih. Lebih baik menggunakan sabun dan mandi sampai benar-benar bersih.”
Saat membasuh muka, potonglah rambut dengan jari sebanyak dua kali (keempat) seperti halnya membasuh muka untuk shalat. Secara alami, basahi jari-jarimu dengan air lalu sentuh kulit kepala sebanyak 3 kali.
Langkah selanjutnya adalah langkah kelima, kata Ustadz Khalid Basalamah. Tuang 3 sendok air dengan kedua telapak tangan atau di atas kepalamu dengan ember atau pancuran sampai kulit kepala benar-benar basah.
“Riwayatnya menyebutkan bahwa Nabi (SAW) memegang kepala kanannya dan menyiramkan air ke tubuh kanannya tiga kali. Baru kemudian dia membasuh sisi kiri dan kanannya. Seluruh tubuh,” tambah Ustadz Khalid Basalamah.
Langkah keenam membasuh bagian kanan tubuh, dimulai dari bagian atas kepala, kemudian bagian bawah.
Atau, biarkan air mengalir ke lantai dan tidak membatalkan cuci dengan catatan tidak menyentuh alat kelamin.
Ustadz Khalid Basalamah berkata, “Karena mandi yang digunakan adalah untuk keperluan shalat setelah belum batal.”
Namun mandi awal batal setelah mandi, kemudian mandi dengan sabun dan menyentuh kemaluan, jelas Ustadz Khalid Basalamah. Jadi kalau mau sholat nanti harus cuci muka lagi.
Ketujuh adalah membasuh bagian kiri tubuh, dimulai dari atas dan bawah. Kemudian basuh tubuhmu dengan air. Ini berarti kedua sisi tubuh basah dan basah.
Baca Juga : Hukum Mengeluarkan Air Mani Oleh Tangan Sendiri di Bulan Ramadhan
“Yang kesembilan atau terakhir, berhati-hatilah mencuci ketiak, pusar dan bagian belakang lutut. Ini adalah tempat-tempat yang tidak terkena air dari waktu ke waktu, jadi mandi yang sempurna harus membasuhi semuanya,” Ustadz Khalid Basalamah berkata.
Perlu dipahami bahwa menurut Ustadz Khalid Basalamah, mandi wajib adalah mandi yang sangat ringan, bukan mandi yang berat seperti yang dibayangkan. Beberapa orang tidak mau karena malas mandi saat pasangannya ingin mengulang biologinya.
“Jadi jangan selalu membayangkan biologis yang harus keramas lagi dengan macam-macam sampo. Dulu saya pakai sabun sebagai sampo, tapi sekarang mandi kedua saya mandi basah. Syaratnya hanya junips bersih dan kamu bisa mandi. berdoa.” Ustadz Khalid Basalamah berkata.
Ustadz Khalid Basalamah mengatakan bahwa dalam hal memandikan wanita karena haid, para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban mengendurkan atau mengikat rambut di kepala.
Ustadz Khalid Basalamah berkata, “Tetapi shahih mengatakan dia (perempuan itu) tidak wajib mengendurkan rambut di kepalanya.
Itulah penjelasan tentang niat mandi wajib puasa Ramadhan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.